TIMES SINGKAWANG, JAKARTA – Protes terhadap kudeta masih berlanjut di Myanmar pada Rabu di mana orang-orang berkumpul di luar kedutaan besar Republik Indonesia dan Thailand karena mereka mengkhawatirkan sedang ada penggalangan diplomasi legitimasi perebutan kekuasaan oleh militer Myanmar.
Kelompok aktivis Aliansi Bangsa Masa Depan yang bermarkas di Myanmar, sebelumnya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kunjungan Menlu RI Retno Marsudi akan 'sama saja dengan mengakui junta militer'.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia kemudian mengatakan hal itu tidak mendukung pemilihan baru.
Kelompok itu menuntut para pejabat asing untuk bertemu Htin Lin Aung, seorang anggota komite yang mewakili parlemen yang digulingkan. Dikenal dengan inisial CRPH, ia telah ditunjuk sebagai pejabat yang bertanggung jawab tunggal untuk hubungan luar negeri.
Para pengunjuk rasa di kota kedua Mandalay berbaris pada hari Rabu memegang tanda-tanda dukungan untuk Komite yang Mewakili Pyidaungsu Hluttaw, atau parlemen.
Sementara negara-negara kaya seperti Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat serta Perwakilan Tinggi Uni Eropa, menentang aksi kudeta militer 1 Februari 2021 lalu itu.
Negara-negara G7 juga mengutuk kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Myanmar tehadap pengunjukrasa.
Sebuah sumber di Thailand, seperti dilansir Reuters, menyebutkan Menteri Luar Negeri Myanmar, Wunna Maung Lwin yang ditunjuk militer juga terbang ke Bangkok untuk membicarakan upaya diplomatik oleh ASEAN.
Indonesia telah menggalang dukungan untuk pertemuan khusus ASEAN tentang kudeta tersebut, tetapi pada hari Rabu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, tidak akan mengunjungi Myanmar minggu ini.
Organisasi yang beranggotakan 10 negara ini, dimana Myanmar juga bergabung sejak 1997, memiliki kebijakan tidak mencampuri urusan satu sama lain dan mengambil keputusan berdasarkan konsensus.
"Dengan mempertimbangkan perkembangan terkini dan masukan dari negara-negara ASEAN lainnya, ini bukan waktu yang ideal untuk melakukan kunjungan ke Myanmar,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah dalam jumpa pers. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |