TIMES SINGKAWANG, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto meninjau Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (4/11/2025), untuk melihat langsung inovasi gerbong khusus petani dan pedagang yang segera dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Gerbong ini digagas sebagai solusi logistik murah untuk memperlancar distribusi hasil pertanian dan dagangan rakyat kecil.
Kedatangan Presiden sekitar pukul 10.50 WIB disambut Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin, Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Prabowo mengenakan setelan safari krem dan menyempatkan diri menyapa masyarakat di area stasiun.
Selama peninjauan, Presiden menerima paparan singkat tentang sejarah dan profil Stasiun Manggarai, sekaligus melihat langsung desain gerbong hijau khusus pedagang. Desain interior gerbong ini dibuat lebih longgar dibanding KRL reguler, dengan kursi berhadapan dan ruang kosong di tengah untuk meletakkan barang dagangan.
“Nanti barang dagangan tidak dikenakan tiket, hanya penumpangnya saja,” jelas Bobby Rasyidin di hadapan Presiden.
Gerbong Petani dan Pedagang, Simbol Transportasi Pro-Rakyat
Inovasi gerbong khusus ini menjadi langkah baru PT KAI dalam memperkuat ekosistem logistik berbasis rel yang efisien dan terjangkau bagi masyarakat bawah.
KAI akan mulai meluncurkan layanan kereta petani dan pedagang pada rute Rangkasbitung–Merak bulan ini, dengan waktu operasional menyesuaikan aktivitas pasar — pagi dan sore.
Menurut Bobby, Presiden Prabowo secara langsung memberikan dukungan terhadap inisiatif ini.
“Beliau sangat mendukung karena program ini men-support ekonomi rakyat bawah. Bahkan beliau memberi arahan agar kapasitasnya ditambah,” ujar Bobby.
KAI telah menyiapkan delapan unit kereta khusus yang akan melayani rute perdana tersebut. Ke depan, jalur akan diperluas hingga Tanah Abang, pusat distribusi hasil bumi dan komoditas dari Banten dan Jawa Barat.
Langkah Strategis untuk Logistik Murah dan Efisien
Secara ekonomi, transportasi berbasis rel jauh lebih efisien dibanding moda darat konvensional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, biaya logistik nasional masih mencapai sekitar 23 persen dari PDB, jauh di atas rata-rata negara ASEAN yang hanya 15 persen.
Gerbong khusus petani ini diharapkan dapat memangkas ongkos distribusi produk pertanian dan pangan di wilayah penyangga ibu kota.
Selain efisiensi biaya, inisiatif ini juga menekan emisi karbon dan kemacetan akibat kendaraan distribusi di jalur darat.
“Tarif kereta petani akan jauh lebih murah daripada truk atau mobil. Kita juga sedang bahas bentuk subsidi operasionalnya,” tambah Bobby.
Kebijakan subsidi ini disebut selaras dengan program perekonomian rakyat berbasis kemandirian logistik yang diusung Presiden Prabowo. Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan pentingnya pemerintah hadir langsung dalam mendukung rantai pasok petani dan pedagang kecil agar tidak terjebak biaya distribusi tinggi.
KRL sebagai Jembatan Ekonomi Sosial
Usai meninjau gerbong petani, Presiden melanjutkan perjalanan dengan KRL menuju Stasiun Tanah Abang, yang akan diresmikan sebagai Stasiun Tanah Abang Baru.
Sepanjang perjalanan, Presiden tampak berdialog dengan penumpang, mendengar langsung pengalaman masyarakat pengguna transportasi massal.
Kehadiran gerbong petani dan pedagang disebut akan menjadi jembatan ekonomi sosial baru, memadukan efisiensi logistik dengan pendekatan pemberdayaan ekonomi rakyat.
“Transportasi publik tidak hanya soal mobilitas, tapi juga akses ekonomi. KAI kini menjadi instrumen sosial untuk membuka jalur rezeki petani dan pedagang kecil,” ujar salah satu pejabat Kemenhub yang turut mendampingi rombongan.
Kebijakan Terpadu untuk Rantai Pasok Nasional
Program ini melengkapi visi besar pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan dan logistik nasional. Dengan konektivitas dari desa ke kota melalui jalur rel, produk pertanian diharapkan dapat didistribusikan lebih cepat, segar, dan stabil secara harga.
Jika skema uji coba di jalur Rangkasbitung–Merak berjalan baik, PT KAI berencana memperluas layanan ke lintas Jawa Timur dan Sumatera Selatan, daerah dengan potensi produksi pertanian tinggi.
Langkah ini sekaligus menandai perubahan paradigma: transportasi publik bukan hanya milik penumpang urban, tetapi juga alat pemerataan ekonomi rakyat desa.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Prabowo Dorong Inovasi Transportasi Rakyat, KAI Hadirkan Gerbong Khusus Petani dan Pedagang
| Pewarta | : Antara | 
| Editor | : Imadudin Muhammad |