TIMES SINGKAWANG, JAKARTA – Mendengarkan atau memainkan musik di usia lanjut ternyata tidak sekadar hiburan. Sebuah studi besar yang dipimpin oleh Monash University Australia menemukan bahwa aktivitas musik dapat secara signifikan menurunkan risiko demensia pada orang lanjut usia.
Penelitian yang melibatkan lebih dari 10.800 partisipan berusia di atas 70 tahun ini menunjukkan, mereka yang rutin mendengarkan musik memiliki risiko 39 persen lebih rendah mengalami demensia dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah melakukannya.
Tidak hanya itu, kebiasaan mendengarkan musik juga berkaitan dengan penurunan 17 persen risiko gangguan kognitif dan peningkatan skor kemampuan otak, termasuk memori episodik, yaitu kemampuan mengingat peristiwa sehari-hari.
“Temuan kami menunjukkan bahwa aktivitas musik bisa menjadi strategi yang mudah diakses untuk menjaga kesehatan kognitif pada orang dewasa usia lanjut,” kata Emma Jaffa, peneliti utama dari Monash University, dalam pernyataan resminya, Kamis (30/10/2025).
Penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Geriatric Psychiatry itu juga menemukan bahwa memainkan alat musik dapat memberikan efek perlindungan serupa. Mereka yang terbiasa memainkan alat musik mengalami penurunan risiko demensia sebesar 35 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif bermusik.
Bahkan, kombinasi antara mendengarkan dan memainkan musik secara rutin dikaitkan dengan penurunan risiko demensia hingga 33 persen dan gangguan kognitif sebesar 22 persen.
Studi ini menggunakan data dari proyek penelitian besar bertajuk “ASPirin in Reducing Events in the Elderly” (ASPREE), yang meneliti efek aspirin dosis rendah terhadap kesehatan lansia, serta dari sub-studi “ASPREE Longitudinal Study of Older Persons.”
Menurut Profesor Joanne Ryan, penulis senior dalam penelitian tersebut, hasil ini menegaskan bahwa penuaan otak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor usia atau genetik, tetapi juga oleh pilihan gaya hidup dan lingkungan.
“Bukti menunjukkan bahwa otak yang menua dapat tetap sehat bila dirangsang dengan aktivitas bermakna. Musik adalah salah satu cara yang paling mudah, menyenangkan, dan terjangkau untuk menjaga fungsi otak,” ujar Ryan.
Dengan belum ditemukannya obat yang efektif untuk menyembuhkan demensia, para peneliti menyebut bahwa intervensi berbasis gaya hidup seperti musik dapat menjadi langkah preventif yang menjanjikan.
Aktivitas sederhana seperti mendengarkan lagu favorit, memainkan piano, atau bergabung dalam kelompok musik diyakini dapat membantu menjaga fungsi otak tetap aktif, memperlambat penurunan kognitif, sekaligus memberikan manfaat sosial dan emosional bagi para lansia.
Hasil penelitian ini membuka harapan baru bagi masyarakat dunia yang tengah menghadapi peningkatan jumlah penduduk usia lanjut. Musik, tampaknya, bukan hanya obat bagi jiwa—tetapi juga terapi alami bagi otak. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mendengarkan Musik Turunkan Risiko Demensia Hingga 39 Persen di Usia 40
| Pewarta | : Sholihin Nur |
| Editor | : Imadudin Muhammad |